Selasa, 01 November 2011

SHIELDING


BAB I
PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang
Upaya untuk memelihara keutuhan dan kesempurnaan jasmani & rohani tenaga kerja, hasil karya dan budayanya untuk meningkatkan kesejahteraan (kualitas hidup)tenaga kerja dan masyarakat
Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan sosial dari Pencegahan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja. Perlindungan pekerja dari risiko faktor-faktor yang mengganggu kesehatan. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan psikologis pekerja. Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaannya.

1.2     Tujuan
1.2.1  Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Lingkungan dan Industri.
1.2.2  Tujuan Khusus
·         Untuk mempelajari tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
·         Untuk mempelajari tentang Upaya Shielding dari Layar Komputer
·         Untuk mempelajari tentang Kaca Mata Sebagai Pengganti Screen Filter
·         Untuk mempelajari tentang Pengamanan Kegiatan Radiologi
·         Untuk mempelajari tentang Gas Shielding

1.3     Manfaat
·         Agar perawat dapat memahami dan menerapkan prinsip Shielding dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Upaya untuk memelihara keutuhan dan kesempurnaan jasmani & rohani tenaga kerja, hasil karya dan budayanya untuk meningkatkan kesejahteraan (kualitas hidup)tenaga kerja dan masyarakat
KESEHATAN KERJA
Spesialisasi dalam ilmu kesehatan/ kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial melalui upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif di tempat kerja
Hubungan Kesehatan dg Pekerjaan
Hubungan antara efek lingkungan kerja dg kesehatan tenaga kerja Hubungan antara status kesehatan tenaga kerja dg kemampuan untuk melakukan tugas yang diberikan
TUJUAN KESEHATAN KERJA (ILO-WHO 1995)
Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan sosial dari Pencegahan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja. Perlindungan pekerja dari risiko faktor-faktor yang mengganggu kesehatan. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan psikologis pekerja. Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaannya.
PENGAWASAN KESEHATAN KERJA
Serangkaian kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan atau petugas lain yang ditunjuk, terhadap pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan atas objek pengawasan kesehatan kerja.
LATAR BELAKANG PENGAWASAN KESEHATAN KERJA
Setiap tenaga kerja selalu berhadapan dengan potensi bahaya terjadinya kecelakaan dan PAK sesuai dengan jenis atau karakteristik perusahaan tempatnya bekerja. Kasus kecelakaan dan PAK akan memberikan dampak yang sangat merugikan bagi tenaga kerja, perusahaan dan masyarakat pada umumnya. Kasus kecelakaan dan PAK dapat dicegah melalui pengawasan ketenagakerjaan di bidang K3 umumnya dan kesehatan kerja khususnya.

Prinsip dasar penerapan kesehatan kerja :
I. Mengetahui faktor bahaya lingkungan kerja
Inspeksi kesehatan kerja      
Data kualitatif : jika tidak ada bahaya : aman stop
cara inspeksi kesehatan kerja :
A. Gunakan checklist
B. Periksa / amati kondisi lingkungan kerja yang Membahayakan /menyimpang
C. Periksa / amati penerapan pengendalian apa yang Masih kurang / belum dilakukan (teknis, non teknis, pemakaian apd)
D. Tulis hasil inspeksi dan saran / rekomendasi pada Laporan
Jika ada bahaya : cara menilai faktor bahaya faktor bahaya lingkungan kerja
1. Faktor fisik : kebisingan, Radiasi, suhu : panas atau dingin, tekanan udara tinggi : hyperbaric, getaran, pencahayaan tempat kerja, kebersihan dan kerapihan tempat kerja :
2. Faktor kimia : debu, gas dan uap, fume
3. Faktor biologis : virus, Bakteri, Parasit : cacing, malaria, DBD, Hewan berbahaya
4. Faktor psikologis : Pekerjaan yang membosankan, monoton, beban / tuntutan kerja yang tinggi, hubungan Dengan atasan / teman sekerja / anggota keluarga tidak harmonis
5. Faktor ergonomis : Ketidak sesuaian ukuran alat dan ketidak tepatan sikap kerja alat kerja : meja, kursi, alat kerja tangan, apd, dll
6. Kotak p3k : Isi kotak p3k harus selalu siap digunakan setiap pemakaian obat harus dicatat

II. Menilai faktor bahaya lingkungan kerja
Meminta pengukuran kepada hiperkes dilakukan pengukuran Dalam batas standard : aman. Hasil dibandingkan dengan standard Di luar batas standard : rekomendasi

III. Pengendalian faktor bahaya lingkungan kerja
1. Secara teknisi :
-   isolasi : menutup proses / tenaga kerja control room, field shack yang kedap
-   Substitusi : mengganti bahan/proses yang berbahaya dengan yang tidak berbahaya pasir silica diganti serbuk alumina pada proses sand blasting penggantian proses kering dengan proses basah pada pekerjaan unloading catalyst
-   Shielding : memasang tabir / perisai / sekat memasang plat timbal untuk sumber radiasi memasang sekat pada pekerjaan pengelasan memasang screen pada computer
-   Ventilasi : menjaga udara tetap bersih & segar, ventilasi alami / mekanis untuk di gudang-gudang memasang rambu : sebagai pengingat
-   exhauster : untuk menyedot bahan pencemar
a. Pada pengelasan
b. Pekerjaan dalam vessel
c. Pekerjaan laboratorium
d. Pekerjaan mesin bubut
e. Penyesuaian ukuran mesin dan alat-alatkerja
2. Non teknis
Bekerja dengan sikap yang benar : pemeriksaan kesehatan berkala program pemeliharaan dan pembinaan kesehatan pemberian fasilitas kesehatan rotasi lokasi kerja
3. Pemakaian apd (alat pelindung diri )
Ear plug, ear muff, kaca mata, gas mask, sarung tangan, dll


Langkah-langkah pengendalian :
A. Dapat ditangani secara internal (personal, seksi, bagian, dep./biro), segera lakukan tindakan perbaikan.
B. Tidak dapat ditangani secara internal (perlu bantuan / koordinasi dengan unit kerja lain ) segera buat jor/surat, meeting dan monitoring.

2.2. Upaya Shielding dari Layar Komputer
Sinar monitor computer sudah jelas bisa merusak mata terutama retina kita, hal-hal yang bisa dilakukan adalah : 
1.      Coba pasang filter pada monitor komputer anda.filter ini berfungsi untuk
menahan radiasi agar tidak sampai ke mata.
2.      Pilihlah  monitor yang berbentuk LCD/plasma.karena monitor ini dipercaya
lebih baik daripada monitor yang model lama.Jika anda punya cukup uang,
bisa membeli VGA yang bagus agar warna monitor tidak melelahkan mata.
3.      Jagalah jarak mata anda dengan monitor komputer.idealnya jarak mata ke
komputer adalah 30 cm.
4.      Taruhlah monitor sejajar dengan mata anda.jangan terlalu rendah dan
jangan terlalu tinggi.usahakan saat anda melihat komputer rasanya enak
dan nyaman.
5.      Atur warna pada layar monitor sehingga enak dipandang mata. jangan
terlalu terang karena dapat menyebabkan mata anda menjadi silau. Juga
jangan terlalu gelap,karena akan menyebabkan mata anda bekerja terlalu
keras sehingga membuat mata menjadi cepat kering.
atur screen refresh rate menjadi 75 htz. Caranya jika anda pakai windows
XP klik kanan pada desktop-properties-setting-advanced-moni...
kolom screen refresh rate.atur menjadi 75 htz.
6.      Sesering mungkin kedipkan mata.karena dengan kita mengedipkan mata,
akan merangsang kelenjar airmata untuk mengeluarkan air mata yang
berfungsi membuat mata menjadi basah dan lembab.jika anda jarang
mengedipkan mata,maka mata akan menjadi kering.jika dipaksakan terus
mata akan menjadi sakit dan akhirnya memerah.bila perlu anda bisa
membeli obat tetes mata untuk membuat mata selalu dalam keadaan basah.
7.      Anda bisa membeli semacam kacamata yang bisa anda pakai pada saat
menggunakan computer.
8.      Perhatikan cahaya disekitar ruangan tempat anda menggunakan komputer.
usahakan ruangan cukup pasokan cahaya.jangan menggunakan komputer
di ruangan yang gelap(tidak cukup cahaya).
9.      Setelah penggunaan komputer dalam jangka waktu yang lama,istirahatkan
mata minimal 15 menit.anda bisa melihat lihat keluar ruangan untuk
menyegarkan mata.usahakan untuk melihat objek yang berwarna hijau
seperti pepohonan dan daun daunan.karena menurut para peneliti,warna
hijau mampu membuat mata kembali segar.

2.3.      Kaca Mata Sebagai Pengganti Screen Filter
Mata sakit karena terlalu lama melihat monitor komputer biasa. Sudah banyak yang tahu itu. Jadi tidak udah di bahas. Mungkin yang unik adalah pada cara kita untuk menanggulanginya. Banyak orang memilih screen filter sebagai solusi atas masalah ini. Ada beberapa hal yang membuat tidak memasang screen filter di depan monitor. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Estetika
Memasang screen filter di depan monitor komputer memang bisa menghalau radiasi monitor, tapi sayang keindahan monitor akan turun drastis. Tidak percaya. Silakan mencoba sendiri. Atau kalau tidak mau mencoba, cukup bayangkan monitor anda yang seksi itu harus memakai penutup dengan dua tiang plastik plus satu tali pengait di belakang.
Bagaimana dengan kaca mata? tidak usah di tanya lagi. Anda mungkin akan kelihatan lebih tampan dan keren jika memakai kaca mata stylish berwarna hitam nan ringan. Bagusnya lagi, kaca mata anda juga tidak memalukan kalau dipakai di luar ruangan. Jadi tidak hanya membuat anda bagus di dalam tapi juga di luar.
2.      Instalasi
Mungkin karena agak sulit memasang screen filter untuk monitornya, kalau kaca mata. Memasang kaca mata perkara mudah. Dibandingkan memasang tali sepatu, memasang kaca mata tentu lebih mudah. Apalagi kalau mau dibandingkan dengan memasang screen filter. Mungkin ini yang menjadi penyebab kenapa waktu SD dulu pernah ada pelatihan mengikat sepatu tapi tidak ada pelatihan memakai kaca mata. Tidak perlu latihan.
3.      Harga
Lebih mahal. harga screen filter tidak jauh berbeda dengan harga kaca mata yang saya beli. Kaca mata saya berada di tengah-tengah harga screen filter yang ada di pasaran. Di toko-toko komputer yang ada di Jogja, screen filter biasanya berkisar di antara 17 ribu s.d. 25 ribu (tergantung merk dan bahan pembuatan). Jadi, tidak lebih mahal atau lebih murah. Sama saja.
4.      Portabilitas
Kaca mata bisa dipakai di mana saja asalkan anda suka dan tidak pura-pura buta sedangkan sf hanya bisa dipakai di monitor anda saja. Tidak bisa dibawa-bawa keluar. Sebenarnya sih bisa-bisa saja, tapi apa anda berani jalan ke pasar atau sekolah dengan sf itu.

2.4.Pengamanan Kegiatan Radiologi
Kegiatan Radiologi memerlukan peralatan khusus terhadap bahaya radiasi, bahaya listrik, listrik tegangan tinggi, bahaya kebakaran serta bahaya yang disebabkan oleh tidak normalnya fungsi peralatan tersebut, sehingga kecelakaan dapat dihindari.
Pengamanan meliputi pengamanan terhadap manusia, pengamana terhadap alat maupun pengamanan terhadap tabung sinar X.
Untuk itulah perlu memahami aturan-aturan keselamatan kerja yang standar/baku. Pengamanan kegiatan radiologi meliputi instalasi pesawat rontgen, instalasi gedung serta mematuhi prosedur pengoperasian pesawat/alat.
Filter/Saringan Radiasi pada Pesawat Radiologi
1).    Alat-alat pelindung proteksi.
a).    Diafragma cahaya (light beam diaphragm).
b).    Konus (conus).
c).    Pelindung Gonad (gonad shield)
d).   Pelindung Ovarium (ovarium shield).
e).    Apron Timbal ( Lead Apron)
f).     Sarung tangan Timbal ( lead gloves)
g).    Pencegah Pelindung (protective shielding)
h).    Kaca Timbal (Lead Glass)
i).      Karet Timbal ( lead rubber)
2).    Filter yang digunakan :
a).  Filter untuk pesawat diagnostik secara umum :
Tabung rintgen dengan jendela Berrylium harus mempunyai saringan permanen sekurang-kurangnya setara dengan 0,5 mm Al.
Alat dengan pembangkit tegangan tinggi jenis kondensator discharge harus dilengkapi dengan alat pengatur penyinaran berbentuk rana atau shutter untuk menahan sinar-x gelap (dark x ray)
b). Filter untuk sinar tembus (Fluoroscopy).
Harus dilengkapi pula dengan Apron pelindung radiasi.
c)  Filter untuk Rontgen Gigi.
Harus dilengkapi dengan applicator atau kerucut-kerucut yang mempunyai derajat perlindungan sama dengan dinding tabung, sehingga jarak antara fokus dan permukaan kulit mempunyai jarak tertentu.
d)   Proteksi Radiasi pada Penggunaan Sinar x.
1). Proteksi terhadap Radiasi.
Penempatan pesawat-pesawat rontgen di dalam bagian radiologi atau pembangunan atau perombakan/renovasi kamar-kamar pelayanan rontgen harus memenuhi peraturan-peraturan nasional tentang proteksi radiasi atau rekomendasi-rekomendasi internasional.
Proteksi terhadap radiasi tidak saja terjamin bagi pekerja, tetapi berlaku juga bagi penduduk secara keseluruhan, dan bahkan dapat diperluas hingga meliputi hewan-hewan.
Yang sangat memerlukan perhatian ialah efek somatik (kerusakan pada mereka yang terkena radiasi) dan efek genetik (kerusakan hanya pada keturunan dari mereka yang telah terkena radiasi) yang dapat ditimbulkan oleh dosis-dosis radiasi yang relatif kecil.
2)  Proteksi sinar x untuk para pemakai pesawat rontgen.
Dalam pekerjaan diagnostik rontgen yang melakukan pemeriksaan khususnya, yang terkena bahaya radiasi, karena ia bekerja sangatberdekatan dengan pasien di dalam kamar sinar x. Bahaya radiasi akan sagat berkurang apabila digunakan pesawat-pesawat pemeriksa yang dapat dikendalikan dari jarak jauh diperlengkapi dengan pesawat terapi sinar x , misalnya Ioskop, Sireskop, Siregraph.
Perlindungan bagi pemeriksa terhadap radiasi yang telah diperlemah sesudah menembus pasien terjamin apabila meja pemeriksaan diciptakan sesuai standar.
Orang awam sering menyatakan rasa takut untuk memasuki kamar rontgen karena menyangka bahwa seluruh ruangan penuh dengan sinar ganas. Mereka menduga bahwa walaupun pekerjaan fluoroscopy atau radiography telah dihentikan, radiasi ganas itu masih berada untuk beberapa waktu didalam kamar. Sebenarnya, setiap radiasi sekunder, tersier atau radiasi bocor segera lenyap dengan dihentiknnya berkas radiasi primer.
3)  Proteksi radiasi terhadap Pasien.
Upaya untuk menekan dosis radiasi serendah mungkin dapat dicapai.

-          Pelindung/shielding
Bila faktor waktu dan jarak belum dapat membatasi paparan yang diterima oleh seseorang, maka pelindung radiasi harus digunakan. Umumnya pelindung sinar x dan radiasi gamma terbuat dari beton atau timbal (Pb). Dinding ruang diagnostik dapat dibuat dari batu bata yang dilapis Pb (bila diperlukan), sedangkan dinding ruang radioterapi umumnya terbuat dari beton dan dilapis Pb atau baja (bila diperlukan). Untuk pelindung bagian tubuh personil umumnya terbuat dari material ekuivalen Pb, seperti apron untuk pelindung tubuh, pelindung tiroid, pelindung mata. Dalam kedokteran nuklir digunakan pula Pb untuk membungkus alat suntik untuk melindungi petugas dari radiasi.

Bagi para pekerja radiasi hendaknya harus memperhatikan ketentuan-ketentuan keselamatan kerja radiasi. Masalah-masalah ketentuan keselamatan kerja radiasi tidak hanya berhubungan bagi keselamatan para pekerja radiasi tapi juga keselamatan masyarakat umum.
Dalam pengujian material tidak merusak dengan teknik radiografi pemahaman mengenai ketentuan-ketentuan keselamatan kerja radiasi oleh para operator radiografi sangat dianjurkan sehingga diharapkan keselamatan operator radiografi dan masyarakat umum dapat terpantau sesuai ketentuan yang telah diijinkan. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh operator radiografi dalam kaitannnya dengan masalah -masalah ketentuan keselamatan kerja radiasi adalah:

A. Shielding

Pemakaian shielding sangat dianjurkan untuk meminimalkan radiasi yang diterima operator radiografi. Penempatan shielding diantara sumber radioaktif dan operator radiografi. Shielding dapat terbuat dari timah yang berfungsi sebagai penyerap radiasi sehingga dapat meminimalkan radiasi.

B. Waktu

Masalah waktu dalam hal ini berhubungan dengan lamanya penyinaran. Semakin lama waktu penyinaran maka semakin banyak radiasi yang diterima oleh operator radiografi.
C. Jarak
Semakin jauh jarak antara sumber radioaktif dan operator radiografi semakin sedikit radiasi yang diterima oleh operator radiografi
D. Kedisiplinan dan kesadaran diri
Kedisiplinan dan kesadaran diri operator radiografi mengenai bahaya radiasi dan akibat-akibat yang ditimbulkan sangat diharapkan. Dalam hal ini berhubungan dengan penggunaan peralatan pengukuran radiasi. Penggunaan peralatan pengukuran radiasi meliputi peralatan pemantauan area radiasi dan peralatan pemantauan radiasi perseorangan. Peralatan pemantauan area radiasi menggunakan peralatan survey meter.
Penggunaan survey meter sangat dianjurkan karena hal ini berhubungan dengan keselamatan masyarakat umum yang ada dalam sekitar area radiasi dan pembatasan area radiasi sesuai dengan ketentuan yang telah dijinkan. Sedangkan peralatan pemantauan radiasi perseorangan menggunakan dosimeter saku atau film bedge. Peralatan ini menunjukkan dosis serap radiasi yang diterima operator radiografi sehingga bahaya radiasi dapat diminimalkan sesuai dengan ketentuan yang diijinkan. Hal lain untuk menunjang keselamatan kerja radiasi adalah pengkalibrasian ulang survey meter secara berkala dan pengkalibrasian dosimeter saku atau pemrosessan film bedge oleh instansi yang berwenang sehingga dosis serap radiasi operator radiografi dapat dipantau. Pemberian layanan kesehatan dan pengadaan fasilitas kesehatan para operator radiografi oleh pihak industri hendaknya juga diperhatikan.


2.5. Gas Shielding
Air Products menawarkan berbagai jenis gas murni untuk pengelasan laser dari berbagai macam bahan logam. Berbagai gas murni dan gas campuran dapat digunakan untuk pengelasan laser. Akan tetapi, gas yang paling sering digunakan dan yang terbaik adalah gas inert, seperti Helium (He) dan Argon (Ar).
Helium memiliki sifat-sifat yang unik yang membuatnya menjadi gas shielding yang disukai untuk pengelasan laser yang bertenaga dan berkecepatan tinggi. Helium memiliki:
Daya konduksi panas yang tinggi, menghasilkan pengelasan dengan aspek rasio yang sangat baik.
Potensial ionisasi yang tinggi, menghasilkan supresi plasma yang sangat baik dan kecepatan pengelasan yang tinggi.
Seluruh gas shielding ini tersedia dalam berbagai pilihan pasokan yang mudah didapat dan hemat biaya, meliputi "cylinder packs/cradle" dan dalam bentuk cairan funtuk pemakaian gas yang banyak atau pemakaian pada peralatan laser yang lebih dari satu.















BAB III
PENUTUP


3.1     Kesimpulan
Upaya untuk memelihara keutuhan dan kesempurnaan jasmani & rohani tenaga kerja, maka hasil karya dan budaya untuk meningkatkan kesejahteraan (kualitas hidup)tenaga kerja dan masyarakat
Prinsip dasar penerapan kesehatan kerja :
I. Mengetahui faktor bahaya lingkungan kerja
II. Menilai faktor bahaya lingkungan kerja
III. Pengendalian faktor bahaya lingkungan kerja
Pelindung/shielding
Bila faktor waktu dan jarak belum dapat membatasi paparan yang diterima oleh seseorang, maka pelindung radiasi harus digunakan.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh operator radiografi dalam kaitannnya dengan masalah -masalah ketentuan keselamatan kerja radiasi adalah:

A. Shielding

B. Waktu

C. Jarak
D. Kedisiplinan dan kesadaran diri

3.2     Saran
            Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang proteksi atau perlindungan diri terutama pada sub shielding







DAFTAR PUSTAKA


www.wikipedia.com























PENGENDALIAN FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA SECARA TEKNISI : SHIELDING

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Lingkungan dan Industri






Oleh Kelompok V
S1 Keperawatan / II A



STIKES PEMKAB JOMBANG
Jl. Dr. Soetomo no. 75 – 77 Jombang
2008 / 2009


DAFTAR NAMA KELOMPOK 5


1.     Bayu Puspa M.             (070201006)
2.     Hafifah Parwaningtyas         (070201014)
3.     M. Rizal F                     (070201021)
4.     M.Afandi                      (070201023)
5.     Nova Nurmala              (070201025)
6.     Rina Amalia                  (070201032)
7.     Siti Kholifah                 (070201036)
8.     Windy Ardhitia            (070201042)








 





Artikel Terkait:




Artikel Terkait:




Artikel Terkait:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar