Konsep Dasar Penyuluhan
Pengertian
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu ,keluarga, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang biasa dilakukan secara perorangan maupun kelompok dan meminta pertolongan bila perlu (Depkeas RI,1995).
Pendidikan kesehatan adalah sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu, atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan untuk mencapai kesehatan yang optimal (Soekijo Notoatmojo, 1993).
Pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok, atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Suliha,dkk,2002:3).
Dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik (Suliha,dkk,2002:3).
Kurt Lewin (1951) yang dikutif oleh Nursalam (2002) mengungkapkan bahwa proses perubahan perilaku melalui tiga tahap yaitu (1) pencairan (unfresing) yaitu adanya motivasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula dan berubahnya keseimbangan yang ada,(2) Bergerak (moving) yaitu bergerak menuju keadaan yang baru, (3) pembekuan (refreezing) yaitu mencapai tingkat atau tahap baru atau mencapai keseimbangan baru. Sedangkan Roger (1962) yang dikutif oleh Nursalam (2002) mengembangkan teori Lewin dengan menekankan pada latar belakang individu yang terlihat dalam perubahan dan lingkungan dimana perubahan tersebut dilaksanakan. Yang terdiri dari dua tahap perubahan yaitu kesadaran, keinginan, evaluasi, mencoba dan penerimaan. Dan perubahan menurut Tri Rusmi W, (1999) adalah perubahan perilaku melalui proses belajar yang merupakan kunci dalam pembentukan tingkah laku manusia, belajar memegang peranan penting dalam aspek hampir disemua kehidupan, perubahan tingkah laku hasil pengalaman dan latihan serta bersifat relative permanent.
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu , kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik. Dari batasan ini tersirat unsure-unsur pendidikan yaitu : a) input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), b) proses ( upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain), c) output ( melakukan apa yang diharapkan atau perilaku) sedangkan pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan dalam bidang kesehatan. Aplikasi atau penerapan pendidikan kesehatan yang dimaksud adalah suaut bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan mengupayakan agar perilaku individu, kelompok atau masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ( Notoatmojo, 2003).
Agar intervensi atau upaya tersebut efektif, maka sebelum di intervebsi perlu dilakukan analisis terhadap masalah perilaku tersebut. Menurut Lawrence Green (1980). Yang dikutip oleh Notoatmojo (2003) perilaku dipengaruhi oleh tiga factor utama yaitu :
1. Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors)
Faktor-fakto ini mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehtan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, system nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi. Faktor-faktor ini teruatam yang positif mempermudah terwujudnya perilaku sehingga sering disebut factor pemudah.
2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)
Mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan sebagainya. Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan sehingga disebutsebagai factor pendukung atau pemungkin.
3. Fakto-faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor ini meliputi factor sikap dan sikap perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan, termasuk juga undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja melainkan diperlukan perilaku contoh dari masyarakat, tiokoh agama, petugas kesehatan. Disamping itu undang-undang juga diperlukan untuk meperkuat perilaku masyarakat.
Reilly dan Oberman (2002) mengemukakan pembelajaran merupakan suatu proses perubahan perilaku yang berasal dari pengalaman yang prosesnya di gambarkan sebagai berikut :
Pengalaman----- Pembelajaran ------- Perubahan perilaku
Proses pengalaman di konsepkan sebagai suatu keterlibatan seseorang secara utuh melalui kegiatan terus menerus dalam kehidupan. Mereka mengajukan suatu Hirarki perilaku yang terdiri dari berbagai tahapan perkembagangan yang harus di lalui untuk memenuhi tujuan pembelajaran dari pengalaman yaitu : tahap pemapaparan, partisipasi, indentifikasi, penguatan dan tahap penyebaran.
Pembelajaran merupakan suatu proses individu dan merupakan pengalaman yang aktif, holistic serta melibatkan manusia dan lingkungan seutuhnya. Pembelajaran juga merupan proses integrative untuk memasukkan pembelajaran baru kedalam bidang persepsi, sehingga menyebabkan reorganisasi bidang tersebut, dan ini menyebabkan peralihan pengetahuan atau ketrampilan apabila terdapat relevansi antara mekna pengalaman yang lama dengan makna pengalaman yang baru.
Tujuan Penyuluhan
Bila dilihat dari pengertian di atas maka tujuan pendidikan/penyuluhan yang pokok adalah: terjadinya perubahan dalam membina individu, keluarga atau masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajad kesehatan yang optimal. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, kelompok, dan masyarakat yang sesuai dengan hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Menurut WHO, tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku seseorang dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Notoatmojo S,1997).
Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam penyuluhan kesehatan masyarakat adalah terjadinya perubahan sikap dan perilaku dari individu, kelompok, keluarga khususnya dan masyarakatuntuk dapat menanamkan prinsi- prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai derajad kesehatan yang optima (Nasrul Effendy, 1995).
Tempat Penyelenggaraan
Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan di dalam institusi pelayanan kesehatan masyarakat (Nasrul Effendy, 1995).
Sasaran Penyuluhan Kesehatan
Sasaran penyuluhan kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang dijadikan subyek dan obyek perubahan perilaku sehingga diharapkan dapat memahami, menghayati dan mengaplikasikan cara-cara hidup sehat dari kehidupan sehari-harinya (Nasrul Effendy, 1995).
Metode Pendidikan Kesehatan
Pada hakikatnya metode pendidikan kesehatan adalah suatu usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu dengan harapan dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik untuk sasaran tersebut, maka metodenya berbeda (Notoatmojo,S, 1993) yaitu:
1. Metoda pendidikan individual
Metode ini besifat individual digunakan untuk membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada sustu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individu ini karena setiap orang mempunyai masalah yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan/perilakubarubaru. Bentuk pendekatan ini antara lain:
1) Bimbingan dan Penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara keluarga dengan petugas lebih intensive. Setiap masalah dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya, akhirnya keluarga dengan sukarela berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perlakuan.
2) Interview (wawancara )
Cara ini merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan, wawancara untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan . Apabila belum atau kurang, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2 Metode Pendidikan Kelompok
1) Kelompok besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar adalah : Ceramah
(1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah antara lain :
a. Persiapan
Ceramah akan berhasil apabila pencemaran itu sendiri menguasai materi yang akan diceramahkan.
b. Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah penceramahan tersebut dapat menguasai sasaran ceramah.
(2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah keatas. Seminar adalah cara penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topic yang dianggap hangat di masyarakat.
3) Kelompok kecil
Apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok untuk kelompok inin adalah :
(1) Diskusi kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa. Sehingga mereka dapar nerhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
(2) Curah Pendapat
Metode ini merupakan modifikasi dari diskusi kelompok. Bedanya pada permulaanya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah kemudian setiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan. Tanggapan atau jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flip chart atau papan tulis, sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya tidak boleh diberi komentar oleh siapapun.
(3) Bola Salju
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan ( 1 pasang 2 orang) kemudian dilontarkan satu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit tiap 2 pasangan bergabung menjadi 1. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasangan yang sudah beraanggotakan 4 orang tadi bergabung lagi dengan pasangan lainnya demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
(4) Kelompok kecil-kecil
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil kemudian dilontarkan suatu permasalahan-permasalahn yang sama atau tidak dengan kelompok lain dan masing-masung kelompok mendiskusikan masalah tersebut.
(5) Memainkan peran
dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran untuk memainkan peranan tertentu.
(6) Permainan Simulasi
Metode ini adalah merupakan gabungan antara bermain peran dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli, beberapa orang menjadi pemain dan sebagai lagi berperan sebagai nara sumber.
3. Metode pendidikan massa
Metode ini untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujuka untuk masyarakat yang sifatnya massa atau public. Pada umumnya pendekatan ini tidak langsung, biasanya menggunakan atau melalui media massa, beberapa contoh metode ini antara lain :
1) Ceramah Umum
Biasanya pada acara tertentu misanya hari Kesehatan Nasional, Mentri Kesehatan atau pejabat lain berpidato untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.
2) Pidato-pidato kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio.
3) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV.
4) Sinetron tentang kesehatan.
5) Tulisan-tulisan di majalah atau Koran tentang kesehatan atau penyakit.
6) . Bill Bord yang dipasang dipinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya.
Media Pendidikan Kesehatan
Menurut Notoajmojo (2003), media pendidika kesehatan pada hakekatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA), media ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Media Cetak
1). Booklet
Suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku baik tulisan maupun gambar,
2). Leaflet
Bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat.
3). Selebaran
Seperti leaflet tapi tidak dalam betuk lipatan .
4). Flip chart
Media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembar berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi kelimat sebagai pean yang berkaitan dengan gambar tersebut.
5) Rubrik atau tulisan-tulisan
Pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
6). Poster
Bentuk media cetak berisi pesan-pesan/ informasi kesehatan , biasanya ditempel di tembok-tembok, ditempat-temapt umum atau dikendaraan umum.
7). Foto
Yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan .
2. Media Elektronik
1) Televisi
Penyampaian pesan / informasi melalui media televise dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau Tanya jawab, pidato dan sebagainya.
2) Radio
Penyampaian informasi/ pesan kesehatan melalui radio dalam bentuk antara lain obrolan ( Tanya jawab), sandiwara radio, ceramah dan sebagainya.
3) Video,
4) Slide
3. Media Papan (Bill Board)
Papan yang dipasang ditempat umum dapat dipakia/ diisi dengan pesan-pesan atau informasi kesehatan. Media papan ini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng dan ditempel pada kendaraan umum.
4. Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan
Menurut dimensi pelaksanaannya pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda, yaitu:
1) Pendididkan kesehatan di Sekolah
Dilakukan disekolah dengan sasaran murid yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya kesehatan sekolah (UKS).
2) Pendidikan kesehatan dipelayanan Kesehatan
Dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum maupun Khusus dengan sasaran pasien dan keluarganya.
3) Pendidikan kesehatan di tempat kerja, sasarannya buruh atau karyawan (Uha Suliha,dkk,2002)
Faktor- factor yang Mempengaruhi Dalam Penyuluhan (Nasrul Effendy,1998)
a) Faktor penyuluh :
1. Kurang persiapan
2. Kurang menguasai materi yang akan dijelaskan
3. Penampilan kurang meyakinkan sasaran
4. Bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran karena terlalu banyak menggunakan istilah asing
5. Suara terlalu kecil
6. Penyampaian meteri penyuluhan monoton sehingga membosankan
b) Faktor sasaran
1. Tingkat pendidikan terlalu rendah
2. Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah
3. Kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubah
4. Kondisi tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku
c) Faktor proses dalam penyuluhan
1. Waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran
2. Tempat penyuluhan dilakukan dekat tempat keramaian sehingga mengganggu proses penyuluhan
3. Jumlah sasaran yang terlalu banyak
4. Alat peraga dalam memberikan penyuluhan kurang
5. Metode yang dipergunakan kurang tepat
6. Bahasa yang dipergunakan sulit dimengerti oleh sasaran
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan (Fredman, 1998; 489)
a) Faktor Klien
1. Motivasi anggta keluarga.
2. Usia.
3. Pendidikan.
4. Keadan psikologi.
5. Persepsi klien atau anggota keluarga terhadap masalah-masalah kesehatan.
b). Faktor Komunikasi.
1. Kurangnya pemahaman terhadap masalah.
2. Rentangan bahasa dan kebudayaan.
3. Rentangan sosial dan ekonomi.
4. Ketidakmampuan berkomunikasi secara jelas.
c). Faktor-faktor Situasional.
1. Lingkungan.
2. Waktu.
3. Modalitas pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. EGC, Jakarta.
Notoatmodjo S,(1988) Pengantar Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Penerbit Andi Yogyakarta.
|
Suliha,Uha dkk dan Ester, Monica (ed). 2002:14, Pendidikan keshatan dalam keperawatan,Jakarta,EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar