A. Konsep Motivasi
Pengertian
Menurut Ngalim Purwanto (2000:60) Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah memberikan rangsangan atau pendorong atau suatu kegairahan kepada seseorang atau kelompok agar mau bekerja dengan semestinya dan penuh semangat. Dengan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara berdaya guna dan hasil guna (Wijono D, 1997).
Sedangkan Terry GR, memberikan definisi motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Menurut Ishak arep 2003 motivasi adalah sesuatu yang pokok, yang mendorong seseorang untuk bekerja.
Menurut Sunarya dalam buku psikologi untuk keperawatan (2003), motivasi adalah keinginan dan kebutuhan pada individu, untuk memotivasi individu tersebut untuk memenuhi kebutuhannya dan menggarahkan prilaku kerarah segala sesuatu yang ditujunya. Menurut Nancy Stevenson (2001) motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon. dan menurut Suwarno, sw (2000) motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dari dalam individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan akhir daripada gerakan atau perbuatan
Tujuan
Menurut Wijono D (1997), Didalam manjemen organisasi tujuan motivasi antara lain :
1. Untuk mengubah perilaku bawahan sesuai dengan keinginan pimpinan.
2. Untuk meningkatkan kegairahan kerja pegawai.
3. Untuk meningkatkan disiplin pegawai
4. Untuk menjaga kestabilan pegawai.
5. Untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai.
6. Untuk meningkatkan prestasi pegawai
7. Untuk mempertinggi moral pegawai
8. Untuk meningkatkan rasa tanggung jawab pegawai pada tugas-tugasnya.
9. Untuk meningkatkan produktivitas dan efisien
10. Untuk memperdalam kecintaan pegawai terhadap perusahaan.
11. Untuk memperbesar partisipasi pegawai terhadap perusahaan.
Asas, Alat, dan Jenis Motivasi (Wijono D, 1997)
1. Asas Motivasi
Asas motivasi dapat juga dibagi menjadi sebagai berikut :
1. Asas Mengikutsertakan, artinya mengajak karyawan untuk ikut berpartisispasi dan memberi kesempatan kepada karyawan untuk mengajukan pendapat, rekumendasi dan proses pengambilan keputusan.
2. Asas Pengetahuan, artinya memberi penghargaan, pujian, dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada karyawan atas prestasi yang telah dicapainya.
3. Asas Wewenang yang didelegasikan, artinya memberi kewenangan dan kepercayaan diri kepada karyawan bahwa dengan kemampuan dan kreatifitasnya dapat melakukan tugas yang baik
4. Asas adil dan layak, artinya alat dan jenis motivasi harus berdasarkan keadilan dan kelayakan terhadap semua karyawan.
5. Asas perhatian timbal balik, bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik, maka pimpinan harus bersedia memberikan imbalan atau dengan kata lain dapat saling menguntungkan kedua belah pihak.
2 Alat Motivasi
Untuk memotivasi pegawai seorang manajer harus dapat mengerakkan bawahannya dengan menggunakan teknik atau alat yang dapat berupa sebagai berikut:
1. Insentif material, yaitu insentif yang berupa uang, barang, dan sebagainya.
2. Insentif Non Materval, yaitu berupa promosi jabatan, piagam penghargaan, penghormatan dan sebagainya.
2Jenis Motivasi
Menurut Wijono jenis motivasi juga dapat bagi sebagai berikut :
1 Motivasi Positif, artinya memotivasi karyawan dengan memberikan pengahargaan, hadiah, kehormatan dan sebagainya.
2 Motivasi Negatif, artinya memotivasi karyawan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik.
Menurut Gardner Linzey , Calvin S. Hall dan R.f. Thompson dalam buku Psikologi karangan Abu ahmad yang dikutip oleh (sunaryo,141) mengklasifikasikan motivasi menjadi :
1. Driver (need), yaitu kekuatan yang ada dalam individu yang mendorong untuk bertindak, dibedakan menjadi:
a) Driver Primer atau driver dasar, yaitu driver yang tidak dipelajari dan merupakan proses organic internal, misal: haus, lapar, sesak, dan seks.
b) Drive yang dipelajari, misalnya berprestasi, belajar dan berkompetensi.
2. Insentives, yaitu benda atau situasi di sekitar lingkungan kita, yang merangsang tingkah laku.
Model Teori Motivasi
1. Model Teori Hikarki Kebutuhan dari Abraham H. Maslow
Seseorang mau bekerja karena adanya dorongan bermacam-macam kebutuhan. Kebutuhan ini berjenjang atau bertingkat-tingkat apabila satu kebutuhan yang mendasar telah terpenuhi maka akan meningkat pada kebutuhan yang lebih tinggi dan seterusnya. Kebutuhan ini bagi setiap orang tidak sama dan perbedaannya sangat jauh, Dengan keadaan tersebut maka akan menimbulkan persepsi terhadap suatu kebutuhan dan akan mempengaruhi perubahan prilaku kerja dalam bekerja. Maslow dalam teori kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi lima jenjang, adapun kelima jenjang tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kebutuhan Dasar (Physiological Needs)
Kebutuhan seorang pekerja akan hal-hal yang bersifat primer misalnya: makan cukup, bisa berpakaian pantas, pergi kekantor dengan biaya transport pas pasan dan sebagainya.
2) Kebutuhan rasa aman dalam bekerja (Scurity Needs)
Bila kebutuhan tidak terpenuhi akan menurunkan produktivitas kerja
3) Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Pegawai akan lebih berbahagia apabila menjadi bagian dari kelompoknya dan diakui keberadaannya serta status sosialnya.
4) Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs) / Harga Diri
Kebtuhan akan melakukan pekerjaan dengan baik status dan pengakuan. Kebutuhan juga disebut sebagai kebutuhan akan harga diri.
5) Kebutuhan Atualisai (Actalisation Needs)
Kebutuahan untuk bekerja dan berproduksi dengan mengembangkan potensi pribadi untuk lebih berhasil.
2. Model Teori Motivasi Menurut Claude S. George
Seseorang membutuhkan suasana lingkungan kerja yang baik untuk mencukupi kebutuhannya meliputi :
1) Upah yang pantas
2) Kesempatan untuk maju
3) Pengakuan dirinya
4) Keamanan dalam bekerja
5) Tempat kerja yang memenuhi syarat
6) Penerimaan oleh kelompoknya
7) Perlakuan yang wajar
8) Pengakuan atas prestasi
3. Model Teori Hubungan Antar Manusia
Teori ini berkaitan tentang pentingnya hubungan antar pemimpin dan bawahan status sesamanya. Pemimpin diharapkan menjaga kebutuhan yang baik dengan bawahannya secara pribadi, tenggang rasa dan menumbuhkan rasa dihargai dalam memotivasi.
4. Model Toeri Motivasi Dua Faktor (Two Factor Motivasion Teory)
Herzberg mengemukakan bahwa dalam melaksanakan pekerjaannya pegawai dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
1) Faktor interna (Faktor dari dalam) meliputi :
Dapat menikmati pekerjaan, mempunyai keingginan untuk maju, kepuasan dalam bekerja, menndapat penghargaan dan pekerjaan yang menanatang.
2) Faktor ekternal (factor dari luar) meliputi :
Kebijakan, kondisi kerja, hubungan antara pribadi, status, jaminann kerja, kehidupan kerja sehari- hari.
5. Model Teori Motivasi dari Mc Cellend
David C. Mc. Cellend dari Universitas Harvard mengidentivikasi tiga jenis kebutuhan dasar yaitu kebutuhan untuk berkuasa, kebutuhan berafiliasi, dan kebutuhan untuk berprestasi. Kebutuhan dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Kebutuhan akan berkuasa
Motif berkuasa adalah motif yang dapat endorong seseorang untuk menguasai dan mengendalikan serta mendominasi orang lain. Orang ini mempunyai ciri-ciri : Senang mempengaruhi dengan mengendalikan orang lain, berusaha mencapai kedudukan puncak dan kepemimpinan, senang kegiatan yang keras dan dinamis yang memerlukan banyak tenaga dan pikiran, penuh gaya dan semangat, senang membantu orang suka bicara dan mengajar.
2) Kebutuhan Untuk Berprestasi
Motif berprestasi adalah motif yang mendorong seseorang untuk mengejar dan merncapai tujuan atau hasil yang lebih baik. Orang ini mempunyai ciri-ciri : Suka berprestasi dan keberhasilan, senang tantangan dan berkompetensi dengan orang lain dan dirinya sendiri, inofatif dan kreatif, senang meningkatkan karir yang lebih baik untuk yang akan datang, realitas terhadap resiko keberhasilan dan kegagalan, senang tanggung jawab.
3) Kebutuhan Berafiliasi
Motif berafiliasi adalah motif yang mendorong seseorang untuk mengadakan hubungan manusiawi yang erat dengan orang lain dan saling menyenangkan. Orang ini mempunyai ciri-ciri : Senang memelihara hubungan yang erat dan akrab serta kasih sayang, emosional, mudah sedih dan gembira, senang kegiatan yang bersifat karya bersama, senang kebersamaan dan persahabatan.
6 Expectancy Theory (Teori harapan), Menurut Arep Ishak
Secara sederhana dalam teori ini merupa interaksi antara harapan setelah dikuranggi prestasi, dengan kontribusi penilaian yang dikaitkan dengan merupakan prestasi karena kebutuhan generalisai kenyataan kebutuhan orang tidak sama, maka dikenal sebagai Expectancy Model.
Menurut hinshaw yang dikutip oleh Sunaryo dalam buku psikologi untuk keperawatan menyatakan bahwa factor-faktor pendukung motivasi seorang pegawai antara lain:
1) Pengurangan staf
2) Status professional
3) Kesenangan pada posisi yang dimiliki
4) Kemampuan memberikan aspek yang berkualitas
5) Pengenalan terhadap keunikan perawat
6) Kesempatan pertumbuhan professional
7) Pengendalian praktek keperawatan
B. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan dan memlihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Mangkunegara, 2000; 94).
Indikator Motivasi Kerja
Menurut Arep Ishak & Tanjung H (2003), manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktifitas kerja meningkat. Orang yang termotivasi dalam bekerja adalah sebagai berikut;
1) Bekerja sesuai dengan standar. Artinya pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat, dan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan.
2) Senang bekerja, yaitu senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang mengerjakannya.
3) Merasa berharga, artinya orang yang merasa berharga / dihargai karena hal ini terjadi bahwa pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi.
4) Bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan.
5) Sedikit pengawasan.
6) Semangat juang yang tinggi.
Prinsisp-prinsip dalam Motivasi Kerja Pegawai
Beberapa prinsip dalam motivasi kerja pegawai menurut (Mangkunegara, 2000) antara lain:
1) Prinsip Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
2) Prinsip Komunikasi
Usaha mencapai tugas, dengan informasi yang jelas pegawai akan mudah dimotivasi kerjanya.
3) Prinsip Mengakui adil Pada Bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil dalam usaha mencapai tujuan. Dengan pengakuan tersebut pegawai akan dimotivasi kerjanya.
4) Prinsip Pendelegasia Wewenang
Pemimpin akan memberikan otoritas wewenang pada pegawai bahwa untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukan, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk tujuan yang dihadapkan oleh pemimpin.
5) Prinsip Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian apa yang diinginkan pegawai bawahanya, dan bawahan akan termotivasi kerja sesuai dengan harapan pemimpin.
Tehnik Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja
Menurut Thomson dan Strickland Yang dikutip oleh Suadi (1999), Pendekatan yang berhasil untuk meningkatkan motivasi kerja adalah pendekatan yang sangat berorientasi pada manusia yang dilakukan pada setiap kesempatan melalui berbagai cara dan dipratekkan oleh semua orang disetiap tingkat organisasi. Pendekatan tersebut terdiri dari :
1) Menjunjung harga diri pegawai.
2) Mengadakan pelatihan yang lengkap bagi pegawai
3) Mendorong untuk berinisiatif dan kreatif dalam melaksanakan tugas.
4) Menetapkan target yang layak dan jelas
5) Menggunakan pahala dan hukuman sebagai alat untuk mendorong berprestasi
6) Membebani atasan dengan tanggung jawab atas pengembangan bawahannya
7) Memberi kesempatan pada pegawai untuk berprestasi lebih tinggi.
Menurut (Sunaryo,145) ada beberapa cara yang digunakan untuk memotivasi kerja seorang pegawai antara lain:
1) Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force), cara memotivasi menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan.
2) Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticemen), yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai dengan harapan yang memberikan motivasi.
3) Memotivasi dengan identifikasi (motivasi by identification), yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran sehinga individu berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri dalam mencapai tujuan.
DAFTAR PUATAKA
Ishak A & Hendri T (2003), Manajemen Motivasi, Grasindo, Jakarta
Mangkunegara (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rasdakarya, Bandung
Ngalim Purwanto (2000), Psikologi Pendidikan, Diknakes, Jakarta
Saudi (2000). Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar