Rabu, 28 September 2011

KONSEP KAPATUHAN


Konsep Kepatuhan
A.           Definisi Kepatuhan
Menurut Sackett (1976) dalam Niven (2002), kepatuhan pasien adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Menurut Kaplan dkk (1997) seperti dikutip oleh Syakira (2009), kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya.  
B.            Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Menurut Niven ( 2002) seperti dikutip oleh Suparyanto (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah:
a.              Pendidikan
Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif seperti pengunaan buku-buku dan kaset oleh pasien secara mandiri
b.             Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan.
c.              Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman. Kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan terhadap program pengobatan seperti pengurangan berat badan, berhenti merokok dan menurunkan konsumsi alkohol.


d.             Perubahan model terapi
Program-program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien terlihat aktif dalam pembuatan program pengobatan tersebut
e.              Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien
Adalah suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada klien setelah memperoleh infomasi tentang diagnosis. Pasien membutuhkan penjelasan tetntang kondisinya saat ini, apa penyebabnya dan apa yang dapat mereka lakukan dengan kondisi seperti itu
f.              Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsistensi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin baik pula kepatuhan keluarga dalam pemberian diet. (Azwar, 2007).
g.             Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin dewasa seseorang, maka cara berfikir semakin matang dan patuh dalam pemberian diet (Notoatmodjo, 2007).
h.             Dukungan Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri atas 2 orang atau lebih, adanya ikatan persaudaraan atau pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, mempertahankan satu kebudayaan (Effendy, 2006). Orang yang terkena DM sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya, yaitu keluarga, dukungan dapat ditujukan melalui sikap yaitu dengan:
1)             Memberikan perhatian, misalnya mempertahankan makanan meliputi porsi, jenis, frekuensi dalam sehari-hari serta kecukupan gizi.
2)             Mengingatkan, misalnya kapan penderita harus minum obat, kapan istirahat serta kapan saatnya kontrol.
3)             Menyiapkan obat yang harus diminum oleh pasien.
C.            Variabel Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan
Beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut Suddart dan Brunner (2002) seperti dikutip oleh (Syakira, 2009) adalah:
a.              Variabel demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio ekonomi dan pendidikan.
b.             Variabel penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala akibat terapi.
c.              Variabel program terapeutik seperti kompleksitas program dan efek samping yang tidak menyenangkan.
d.              Variabel psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga kesehatan, penerimaan, atau penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan agama atau budaya dan biaya finansial dan lainnya yang termasuk dalam mengikuti regimen. Hal tersebut diatas juga ditemukan oleh Bart Smet dalam psikologi kesehatan.
D.           Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan
Menurut Niven (2002), faktor–faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dapat digolongkan menjadi empat bagian antara lain :
a.              Pemahaman tentang intruksi
Tak seorang pun dapat mematuhi intruksi jika ia salah paham tentang intruksi yang diberikan kepadanya.
b.             Kualitas Interaksi
Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan.
c.              Isolasi sosial dan keluarga
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta juga dapat menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.
d.             Keyakinan, sikap dan kepribadian
Becker et al (1979) dalam Niven (2002) telah membuat suatu usulan bahwa model keyakinan kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya ketidakpatuhan.



E.            Strategi Untuk Meningkatkan Kepatuhan
Menurut Smet (1994) seperti dikutip oleh (Syakira, 2009), berbagai strategi telah dicoba untuk meningkatkan kepatuhan adalah :
a.              Dukungan profesional kesehatan
          Dukungan profesional kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal dukungan tersebut adalah dengan adanya teknik komunikasi. Komunikasi memegang peranan penting karena komunikasi yang baik diberikan oleh profesional kesehatan baik dokter/ perawat dapat menanamkan ketaatan bagi pasien.
b.             Dukungan sosial
          Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Para profesional kesehatan yang dapat meyakinkan keluarga pasien untuk menunjang peningkatan kesehatan pasien maka ketidakpatuhan dapat dikurangi.
c.              Perilaku sehat
          Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan. Untuk pasien dengan hipertensi diantaranya adalah tentang bagaimana cara untuk menghindari dari komplikasi lebih lanjut apabila sudah menderita hipertensi. Modifikasi gaya hidup dan kontrol secara teratur atau minum obat anti hipertensi sangat perlu bagi pasien hipertensi.
d.             Pemberian informasi
          Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya.


F.             Pengukuran Kepatuhan
Menurut Niven (2002) , pengukuran kepatuhan dikategorikan menjadi :
a.              Patuh
Bila perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan.
b.             Tidak Patuh
Bila pasien menunjukkan ketidaktaatan terhadap instruksi yang diberikan
G.           Indikator Kepatuhan
Indikator kepatuhan diet DM dilihat dari 3J yaitu tepat jam makan, tepat jumlah makan serta tepat jenis bahan makanan yang dimakan dan hasil pemeriksaan gula reduksi sebagai hasil dari kepatuhan (Abdurrachim, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan : Pengantar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain. Jakarta :EGC
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyaraka: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
Suparyanto. 2011. Konsep Kepatuhan 2. http://dr-suparyanto.blogspot.com/konsep-kepatuhan-2.html. Diakses tanggal 21 Maret 2011 pukul 12.35



Artikel Terkait:




Artikel Terkait:




Artikel Terkait:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar