BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
|
Lansia merupakan kelompok penduduk yang rentan masalah baik ekonomi, sosial, budaya, kesehatan dan psikologi (Siti Partini,2004). Kehidupan di panti terutama interaksi sesama penghuni panti wredha menjadi perhatian karena mempengaruhi psikologis lansia dan sebagai indikator kebahagiaan/kepuasan hidup lansia. Apabila kepuasan ini tidak tercapai maka perasaan itu menjadi kebiasaan yang sulit dirubah sehingga menimbulkan hancurnya penyesuaian diri baik secara pribadi maupun sosial selama hidup sehingga mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya (Hurlock,1998). Panti wredha Hargo Dedali merupakan panti dibawah pengelolaan swasta dengan jumlah penghuni 38 lansia wanita dengan karakter dan tingkah laku yang berbeda-beda. Pada waktu luang ada yang sukanya duduk di taman sendirian dan sebagian lagi bergerombol membicarakan sesuatu. Pola tingkah laku tersebut termasuk ciri tipe kepribadian introvert dan ekstrovert. Panti wredha Hargo Dedali merupakan salah satu responden penelitian “Latar Belakang Sosial Ekonomi dan Tingkat Kepuasan Hidup Lansia penghuni Panti Wredha” oleh Afdol dkk 1995 dan belum dapat menjelaskan tentang hubungan kepuasan interaksi dan menduga faktor kepribadian bisa menjelaskan.
Curl Gustav Jung, ahli psikologi, mengemukakan dua ciri kepribadian utama yang dikenal istilah introvert dan ekstrovert. Tipe tersebut berpengaruh terhadap pola interaksinya. Tipe introvert lebih mengutamakan pikiran, perasaan, cita-cita sendiri menjadi sumber dan minatnya. Menyenangi merenung dan merencanakan sehingga sering tampak menyendiri, tingkah laku lamban dan ragu-ragu,(Sabri,2001). Tidak suka dengan pola kehidupan yang melibatkan orang banyak sehingga sangat akrab justru tidak memuaskan perasaannya. Tipe ekstrovert berorientasi kedunia luar. Berprinsip praktis, cepat bertindak dan cepat mengambil keputusan karena orientasi hidup masa kini. Tipe ini lebih suka turut serta aktif di tengah orang-orang sehingga mudah menyesuaikan diri dan biasanya disenangi lingkungannya (Iskandar,2004). Sesuai dengan pendapat Costa dan McCrae bahwa kepuasan hidup akan lebih mudah diperoleh bagi lansia yang berkepribadian ekstrovert daripada introvert (Afdol,1995).
Kepribadian merupakan faktor internal yang mempengaruhi kepuasan berinteraksi. Tercapainya kepuasan berinteraksi merupakan manifestasi aktualisasi sehingga meningkatkan harapan lansia untuk hidup di panti wredha. Dari latar belakang tersebut maka penelitian ini akan dicari penjelasan tentang “Hubungan Tipe Kepribadian dengan tingkat kepuasan Interaksi Lansia Penghuni Panti Wredha” dengan menggunakan pendekatan teori “Tiga A Kebahagiaan” yaitu sikap menerima (acceptance), kasih sayang (affection) dan prestasi (achievement).
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimanakah tipe kepribadian lansia penghuni panti Wredha Hargo Dedali Surabaya ?
- Bagaimanakah tingkat kepuasan interaksi lansia di panti wredha Hargo Dedali Surabaya ?
- Bagaimanakah hubungan tipe kepribadian lansia dengan tingkat kepuasan interaksi lansia penghuni panti wredha Hargo Dedali Surabaya ?.
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Tujuan Umum
Mempelajari hubungan tipe kepribadian lansia dengan tingkat kepuasan interaksi lansia penghuni panti wredha Hargo Dedali Surabaya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tipe kepribadian (ekstrovert dan introvert) lansia penghuni panti wredha Hargo Dedali Surabaya.
2. Mengidentifikasi tingkat kepuasan interaksi lansia penghuni panti wredha Hargo Dedali Surabaya.
3. Menganalisis hubungan tipe kepribadian (ekstrovert dan introvert) l dengan tingkat kepuasan interaksi lansia penghuni panti wredha Hargo Dedali Surabaya
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Teoritis
Diketahuinya tingkat kepuasan interaksi lansia dengan tipe kepribadian (introvert dan ekstrovert) digunakan sebagai dasar dalam penelitian gerontologi dengan pendekatan “Tiga A Kebahagiaan” yaitu sikap menerima (acceptance), kasih sayang (affection), prestasi (achievement)
1.4.2 Praktis
1. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman perawat tentang hubungan tipe kepribadian dan tingkat kepuasan interaksi lansia penghuni panti.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan panti wredha sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan mutu pelayanan terhadap lansia di panti wredha terutama dalam interaksi.
3. Hasil penelitian dapat digunakan masyarakat sebagai data dasar dalam meluaskan penelitian lebih lanjut mengenai tipe kepribadian (introvert dan ekstrovert) dan tingkat kepuasan interaksi.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi petugas panti dalam meningkatkan kepuasan interaksi penghuni panti wrdha sesuai dengan tipe kepribadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar