Senin, 16 April 2012

ASKEP SIADH

 BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Imbang cairan tubuh sangat tergantung dari asupan air via rangsang haus dan pengeluarannya via urin, secara hormonal hal ini diatur oleh arginin vasopresin (AVP) yang dikenal pula sebagai ‘hormon anti diuretik’.
SIADH adalah sindrom yang mekanismenya berlawanan dengan hal tsb, karena gagalnya keluaran air bebas via urin, kepekatan urin terganggu, hiponatremia, hipoosmalalitas dan natriuresis. Sindrome ini sangat jarang (masuk daftar penyakit yang jarang, survey NIH , AS) yang berarti SIADH dan penyakit sejenisnya hanya berefek pada kurang dari 200.000 penduduk AS. Walau jarang pada pasien dewasa, pada anak sering menyertai kondisi pasien dengan hipotonik normovolemia dan hiponatremia. Angka insiden yang pasti sulit diketahui, karena penyakit ini bersifat sementara atau kronis. Pada kondisi lain berhubungan dengan gejala efek samping obat atau lesi pada paru atau sistem syaraf. Kumpulan tanda klinis awal (Cardinal) ditemukan oleh Bartter dan Scwhartz.

1.2         Tujuan
a.    Mengetahui tentang penyakit SIADH
b.    Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan SIADH
c.    Mengetahui asuhan keperawatan pada SIADH

1.3         Manfaat
a.    Memahami hal-hal yang berhubungan dengan SIADH
b.    Meningkatkan pemahaman terhadap teori SIADH
c.    Meningkatkan pemahaman terhadap asuhan keperawatan tentang SIADH



BAB II
PEMBAHASAN


2.1         Pengertian
Sindrome Of Inappropriate Antidiuretik Hormon (SIADH) adalah suatu karakteristik atau ciri dan tanda yang disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal mengabsorpsi atau menyerap air dalam bentuk ADH yang berasal dari hipofisis posterior (Barbara K.Timby).
SIADH adalah syndrome yang diakibatkan karena ekresi ADH yang berlebihan dari lobus posterior dan dari sumber ektopik yang lain (Black dan Matassarin Jacob, 1993).
SIADH adalah gangguan yang berhubungan dengan peningkatan jumlah ADH akibat ketidakseimbangan cairan (Corwin, 2001)
SIADH adalah gangguan pada hipofisis posterior akibat peningkatan pengeluaran ADH sebagai respon terhadap peningkatan osmolaritas darah dalam tingkat yang lebih ringan (Corwin, 2001).
Nama lain dari SIADH adalah Inappropriate ADH syndrome, Schwartz-Bartter syndrome, Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion.

2.2         Etiologi
Produksi dari vasopressin oleh sel tumor (seperti bronkogenik, pankreatik, kanker prostate dan limfoma dari duodenum, tymus dan kandung kemih adalah yang paling umum sering meyebabkan SIADH) (Black dan Matassarin, 1993).
Factor lain yang menyebabkan SIADH :
·          Kelebihan vasopressin
·          Peningkatan tekanan intracranial baik pada proses infeksi maupun trauma pada otak.
·          Proses inflamasi (virus dan bakteri pneumonia)
·          Obat yang dapat merangsang atau melepaskan vasopressin (vinuristin, cisplatin, dan ocytocin)
·          Penyakit endokrin seperti insufislensi adrenal, mixedema dan insufisiensi pituitary anterior
·          Analgesic
·          Muntah
Faktor Pencetus :
·          Trauma Kepala
·          Meningitis.
·          Ensefalitis.
·          Neoplasma.
·          Cedera Serebrovaskuler.
·          Pembedahan.
·          Penyakit Endokrin.


















2.3         Patofisiologi


2.4         Manifestasi Klinis
Manifestasi yang berhubungan dengan SIADH adalah :
·          hiponatremi,
·          mobilitas gastrointestinal menurun (Anorexia).
·          peningkatan berat badan secara tiba-tiba (tanpa oedema) sekitar 5-10 %.
·          distensi vena jugularis.
·          takhipnea.
·          Kelemahan
·          Letargi
·          Sakit kepala
·          Mual dan muntah
·          Kekacauan mental.
·          Kejang.
·          Penurunan keluaran urine

2.5         Komplikasi
Komplikasi atau gejala sisa dari SIADH, meliputi:
·          hipourisemia
·          overload cairan
·          penurunan levels klorida (plasma atau serum)
·          penurunan Osmolaritas (plasma)
·          hipokalemia
·          hipomagnesemia
·          peningkatan level Natrium (urin)
Gejala-gejala neurologis dapat berkisar dari nyeri kepala dan konfunsi sampai kejang otot,koma dan intoksikasi air.

2.6         Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pada SIADH adalah :
·          Mencari penyebabnya jika mungkin
·          Ukur cairan elektrolit yang tidak seimbang
·          Mencegah terjadinya komplikasi
Rencana penatalaksanaan non farmakologi :
·          Pembatasan cairan (control kemungkinan kelebihan cairan)
·          Pembatasan sodium

Rencana penatalaksanaan farmakologi :
·          Penggunaan diuretic untuk mengeluarkan cairan
·          Penggunaan obat demeclocycline, untuk menekan vosopresin
·          Pengobatan khusus = prosedur pembedahan
Pengangkatan jaringan yang mensekresikan ADH, apabila ADH bersal dari produksi tumor ektopik, maka terapi ditujukan untuk menghilangkan tumor tersebut.

Tatalaksana cairan  :
·          Restriksi cairan 500 mL lebih rendah dari urin output
·          Pasien dengan gejala atau tanda yang berat (berikan infus Hypertonic Saline = 0.05 mL/kgBB/menit)
·          Bila gejala Hyponatremia tampak dalam 24 – 48 jam dan perlu koreksi cepat, hati-hatilah risiko infuse salin menyebabkan CPM (Central Pontine Myelinolysis).
·          Bila disertai gejala yang berat (bingung hebat, kejang atau koma) segera berikan infus hipertonik salin (5%), sebanyak 200-300 ml, selama 3-4 jam.
Penyuluhan yang dilakukan bagi penderita SIADH antara lain :
·          Pentingnya memenuhi batasan cairan untuk periode yang di programkan untuk membantu pasien merencanakan masukan cairan yang diizinkan
·          Perkaya diit dengan garam Na dan K dengan aman. Jika perlu, gunakan diuretic secara kontinyu.
·          Timbang berat badan pasien sebagai indicator dehidrasi.
·          Indicator intoksikasi air dan hiponatremi : sakit kepala, mual, muntah, anoreksia segera lapor dokter.
·          Obat-obatan yang meliputi nama obat, tujuan, dosis, jadwal, potensial efek samping.
·          Pentingnya tindak lanjut medis : tanggal dan waktu.
·          Untuk kasus ringan, retreksi cairan cukup dengan mengontrol gejala sampai sindrom secara spontan lenyap. Apabila penyakit lebih parah, maka diberikan diuretik dan obat yang menghambat kerja ADH di tubulus pengumpul.

2.7         Asuhan Keperawatan Pada SIADH
A.   PENGKAJIAN
B1 (Breathing) :
·      Takhipnea

B2 (Blood) :
·      Inspeksi  : Distensi vena jugularis.
·      Auskultasi : Takikardia.

B3 ( Brain ) :
·      Kekacauan mental.
·      Kejang.
·      Sakit kepala
·      Confusion
·      Disorientasi
·      Seizure

B4 ( Bladder )
·      Penurunan volume urine
·      Penurunan frekuensi berkemih

B5 ( Bowel )
·      Mobilitas gastrointestinal menurun (Anorexia).
·      Mual dan muntah
·      Peningkatan berat badan secara tiba-tiba (tanpa oedema) sekitar 5-10 %.

B6 ( Bone )
·      Kelemahan
·      Letargi
·      Perkusi : Penurunan refleks tendon dalam
·      Twiching pada otot

Pemeriksaan Diagnostik
·      Natrium serum menurun <135 M Eq/L.
·      Natrium urin kurang dari 15 M Eq/L, menandakan konservasi ginjal terhadap Na. Natrium urin > 20 M Eq/L menandakan SIADH.
·      Kalium serum,mungkin turun sesuai upaya ginjal untuk menghemat Na dan Kalium sedikit.
·      Klorida/bikarbonat serum : mungkin menurun
·      Osmolalitas, umumnya rendah tetapi mungkin normal atau tinggi
·      Berat jenis urin : meningkat (> 1,020) bila ada SIADH.
·      Prosedur khusus : tes fungsi ginjal adrenal, dan tiroid normal.

B.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan penurunan volume urine.
2.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan anoreksia
3.    Gangguan keseimbangan caira lebih dari normal berhubungan dengan inhibisi ADH yang tidak terkontrol
4.    Gangguan proses pikir berhubungan dengan penurunan kadar Na.







BAB III
PENUTUP


3.1         Kesimpulan
·      SIADH adalah gangguan yang berhubungan dengan peningkatan jumlah ADH akibat ketidakseimbangan cairan.
·      Produksi dari vasopressin oleh sel tumor (seperti bronkogenik, pankreatik, kanker prostate dan limfoma dari duodenum, tymus dan kandung kemih adalah yang paling umum sering meyebabkan SIADH).
·      Manifestasi dari SIADH adalah hiponatremi
·      Komplikasi atau gejala sisa dari SIADH
·        hipourisemia
·        overload cairan
·        penurunan levels klorida (plasma atau serum)
·        penurunan Osmolaritas (plasma)
·        hipokalemia
·        hipomagnesemia
·        peningkatan level Natrium (urin)

3.2         Saran
Dengan adanya makalah tentang penyakit SIADH ini diharapkan kita sebagai perawat dapat memahami hal-hal yang berhubungan tentang penyakit ini sehingga kita dapat memberika asuhan keperawatan dengan baik dan benar.







DAFTAR PUSTAKA




Artikel Terkait:




Artikel Terkait:




Artikel Terkait:


2 komentar:

  1. GEJALA SINUSITIS Biasanya sering muncul pada seseorang dengan penyakit sinusitis . GEJALA SINUSITIS Ini Biasanya Ditandai Dengan Munculnya Gangguan Pada Daerah Sinus. Tak Sedikit Penderita Yang Terganggu Dengan Munculnya GEJALA SINUSITIS Ini. Maka dari itu jika anda ingin terbebas dari GEJALA SINUSITIS, Anda Dapat Melakukan Pengobatan Yang Benar Benar Optimal. Pengobatan Yang Dilakukan Harus Benar Benar Ampuh Agar GEJALA SINUSITIS Ini Benar Benar Terobati. Biasanya GEJALA SINUSITIS Dapat hinggap pada siapapun diberbagai usia. Tak sedikit GEJALA SINUSITIS Yang Muncul Pada Pria Dan Wanita.

    BalasHapus
  2. If you're trying hard to burn fat then you certainly have to jump on this brand new custom keto meal plan.

    To create this service, licensed nutritionists, fitness couches, and professional chefs have joined together to produce keto meal plans that are productive, painless, cost-efficient, and satisfying.

    Since their grand opening in early 2019, thousands of individuals have already completely transformed their body and health with the benefits a good keto meal plan can give.

    Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-confirmed ones offered by the keto meal plan.

    BalasHapus