Minggu, 18 Desember 2011

SAP EFUSI PLEURA


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
EFUSI PLEURA






Logo Stikes Pemkab Jombang copy



Oleh:
Kelompok 12
Anik Puspitasari
Bayu P.M.
Ani Dyah Kusuma
Wenny Eka

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
Jalan Dr. Soetomo No. 75-77 Jombang

 
Tahun 2011


LEMBAR PENGESAHAN


SATUAN ACARA PENYULUHAN
EFUSI PLEURA

Oleh :
Mahasiswa praktik Program Pendidikan Profesi Keperawatan
STIKES PEMKAB JOMBANG




MENYETUJUI



                 Pembimbing akademik                                                         Pembimbing klinik                                                                           


  Ns, MULIA HAKAM, M. Kep. Sp. KMB                                     MAHFUD ANSHORI









SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
STIKES PEMKAB JOMBANG
KELOMPOK 12
 

Pokok Bahasan    : Efusi Pleura
Sasaran                : Keluarga Pasien
Hari / tanggal       : Rabu, 21 Desember 2011
Waktu                  : 30 menit
Tempat                 : IRNA Wijaya Kusuma B RSU Dr Soedono Madiun

I.               TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Efusi pleura.

II.           TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1.   Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, serta cara penanganan penyakit Efusi pleura.
2.   Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita Efusi pleura.

III.        MATERI
Terlampir

IV.        METODE
 Ceramah dan tanya jawab.

V.           MEDIA
Leaflet dan lembar balik.




VI.        KEGIATAN PENYULUHAN
NO
KEGIATAN
WAKTU
EVALUASI
1.
Memberi salam, menyakan keadaan klien
5’

Klien menjawab salam, mempersilahkan masuk dan menyetujui kontrak waktu
2.
Menjelaskan maksud kedatangan dan membuat kontrak waktu
5’

Klien mendengarkan dengan seksama dan menyetujui kontrak waktu yang ditetapkan bersama
3.
Melakukan pendidikan kesehatan tentang Efusi pleura
10’

Klien memperhatikan dengan seksama.
4.
Menanyakan kepada klien tentang kejelasan materi yang disampaikan.
Mempersilahkan pasien/ keluarga pasien mengajukan pertanyaan
5’

Menanggapi dengan melakukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan dari pasien atau keluarga.
5.
Mengakhiri kontrak waktu dan berpamitan kepada pasien dan keluarganya
5’

Klien dan keluarga mempersilahkan dengan baik


VII.     SUSUNAN KEPANITIAAN
  Moderator          : Bayu P.M.
Penyaji   : Anik Puspitasari
Observer            : Wenny Eka
Fasilitator           : Ani Dyah K.

VIII.  EVALUASI
Evaluasi dilakukan  dengan melihat proses selama penyuluhan dan evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
MATERI PENYULUHAN
A.    Pengertian Efusi Pleural
Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000). Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995)
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan karena terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleura bukanlah suatu disease entity tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita.

B.     Penyebab Efusi Pleural
a.     Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior.
b.    Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis.
Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :
·       Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik
·       Penurunan tekanan osmotic koloid darah
·       Peningkatan tekanan negative intrapleural
·       Adanya inflamasi atau neoplastik pleura

C.    Tanda dan Gejala
Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas.
·       Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat, batuk, banyak riak.
·       Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan.
·       Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis Damoiseu).
·       Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.
·       Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.

D.    Klasifikasi
Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, effusi dibagi menjadi unilateral dan  bilateral. Efusi yang unilateral tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan penyakit penyebabnya. Akan tetapi efusi yang bilateral ditemukan pada penyakit-penyakit berikut: Kegagalan jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark paru, lupus eritematosus systemic, tumor dan tuberkolosis.
Berdasarkan jenis cairannya dibedakan menjadi:
1.    Hemotoraks (darah di dalam rongga pleura) biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah :
·      Pecahnya sebuah pembuluh darah yang kemudian mengalirkan  darahnya ke dalam rongga pleura
·      kebocoran aneurisma aorta (daerah yang menonjol di dalam aorta) yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura
·      Gangguan pembekuan darah. Darah di dalam rongga pleura tidak membeku secara sempurna, sehingga biasanya mudah dikeluarkan melelui sebuah jarum atau selang.
2.    Empiema (nanah di dalam rongga pleura) bisa terjadi jika pneumonia atau abses paru menyebar ke dalam rongga pleura. Empiema bisa merupakan komplikasi dari:
·      Pneumonia
·      Infeksi pada cedera di dada
·      Pembedahan dada
·      Pecahnya kerongkongan
·      Abses di perut.
3.    Kilotoraks (cairan seperti susu di dalam rongga dada) disebabkan oleh suatu cedera pada saluran getah bening utama di dada (duktus torakikus) atau oleh penyumbatan saluran karena adanya tumor.

E.     Komplikasi
1.    Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura viseralis. Keadaan ini disebut dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks meluas dapat menimbulkan hambatan mekanis yang berat pada jaringan-jaringan yang berada dibawahnya. Pembedahan pengupasan(dekortikasi) perlu dilakukan untuk memisahkan membrane-membran pleura tersebut.
2.    Atalektasis
Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan oleh penekanan akibat efusi pleura.
3.    Fibrosis paru
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan sebagai kelanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan. Pada efusi pleura, atalektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan paru yang terserang dengan jaringan fibrosis.
4.    Kolaps Paru
Pada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan ektrinsik pada sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar dan mengakibatkan kolaps paru.
F.     PENGOBATAN
1.    Pengobatan Kausal
Pleuritis TB diberi pengobatan anti TB. Dengan pengobatan ini cairan efusi  dapat diserap kembali untuk menghilangkan dengan cepat dilakukan thoraxosentesis.
Pleuritis karena bakteri piogenik diberi kemoterapi sebelum kultur dan sensitivitas bakteri didapat, ampisilin 4 x 1 gram dan metronidazol 3 x 500 mg. Terapi lain yang lebih penting adalah mengeluarkan cairan efusi yang terinfeksi keluar dari rongga pleura dengan efektif.
2.    Thoraxosentesis, indikasinya :
·      Menghilangkan sesak yang ditimbulkan cairan
·      Bila terapi spesifik pada penyakit primer tidak efektif atau gagal
·      Bila terjadi reakumulasi cairan
·      Kerugiannya: hilangnya protein, infeksi, pneumothoraxs.
3.    Water Sealed Drainage
Penatalaksanaan dengan menggunakan WSD sering pada empyema dan efusi maligna. Indikasi WSD pada empyema :
·      Nanah sangat kental dan sukar diaspirasi
·      Nanah terus terbentuk setelah 2 minggu
·      Terjadinva piopneumothoraxs
4.    Pleurodesis
Tindakan melengketkan pleura visceralis dengan pleura parietalis dengan menggunakan zat kimia (tetrasiklin, bleomisin, thiotepa, corynebacterium, parfum, talk) atau tindakan pembedahan. Tindakan dilakukan bila cairan amat banyak dan selalu terakumulasi kembali.

G.    PENCEGAHAN
Lakukan pengobatan yang adekuat pada penyakit-penyakit dasarnya yang dapat menimbulkan efusi pleura. Merujuk penderita ke rumah sakit yang lebih lengkap bila diagnosa kausal belum dapat ditegakkan.











                                                            DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi Vol 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
SM, Leane. 2010. Efusi pleura. http://www.koni.or.id/files/documents/journal/2.%20 EFUSI PLEURA %20Oleh%20Leane%20S%20M.pdf


















DAFTAR HADIR PENYULUHAN EFUSI PLEURA
Di IRNA WIJAYA KUSUMA B RSU DR SOEDONO MADIUN
                                                         Rabu, 21 Desember 2011

No
Nama
Alamat
Tanda Tangan



















































Artikel Terkait:




Artikel Terkait:




Artikel Terkait:


1 komentar:

  1. I have long felt a special connection with herbal medicine. First, it's natural, Charlie attended the same small college in Southern California - Claremont Men's College - although he dropped out of school to enroll in the Julliard School of Performing Arts in New York. York. Had he been to Claremont, he would have been senior the year I started there; I often thought that was the reason he was gone when he discovered that I had herpes. So, my life was lonely, all day, I could not stand the pain of the outbreak, and then Tasha introduced me to Dr. Itua who uses her herbal medicines to cure her two weeks of consumption. I place an order for him and he hands it to my post office, then I pick it up and use it for two weeks. All my wound is completely healed no more epidemic. I tell you honestly that this man is a great man, I trust him Herbal medicine so much that I share this to show my gratitude and also to let sick people know that there is hope with Dr. Itua. Herbal Phytotherapy.Dr Itua Contact Email.drituaherbalcenter@gmail.com/ info@drituaherbalcenter.com. Whatsapp ... 2348149277967
    He cures.
    Herpes,
    Breast Cancer
    Brain Cancer
    CEREBRAL VASCULAR ACCIDENT.
    Hepatitis,Glaucoma., Cataracts,Macular degeneration,Cardiovascular disease,Lung disease.Enlarged prostate,Osteoporosis.Alzheimer's disease,
    Dementia.Tach Disease,Shingles,
    Lung Cancer
    H.P.V TYPE 1 TYPE 2 TYPE 3 AND TYPE 4. TYPE 5.
    HIV,Arthritis,Amyotrophic Lateral Scoliosis,Fibromyalgia,Fluoroquinolone Toxicity
    Cervical Cancer
    Colo-rectal Cancer
    Blood Cancer
    SYPHILIS.
    Diabetes
    Liver / Inflammatory kidney
    Epilepsy

    BalasHapus